Perkenalanku Untuk Kalian Semua


HELLO, MATES❗

Menurutku, semua manusia memiliki kepribadian dan identitas unik tersendiri. Entah itu laki-laki, perempuan, laki-laki seperti perempuan, dan perempuan seperti laki-laki. Well, Damon Albarn think it does not matter so I'd think it does not matter at all too. Mereka semua berhak untuk dicintai dan berhak untuk mencintai. Bisa terlihat sama namun samar-samar perbedaan pasti berada disana. 

Like, even blue has different shades. Ya know what I mean? Mulai dari biru kesukaanku or also known as biru kelasi kemudian ada biru denim, ocean, cobalt, spruce, and more. Yah, sesederhana itu kamu harus memahami bahwa kepribadian manusia itu berbeda. Bahkan termasuk aku.

Anin, a human full of endless hopes and dreams with impossible desires.

๐ŸŽ€๐Ÿ’—๐Ÿ‘

Aku secara sah tidak memerlukan plasenta ibuku untuk membantuku bernapas pada 23 September 2010 di sebuah rumah sakit di Denpasar. Aku rasa itu keren. I even share the same birthday with Julius Caesar, the founder of Roman Empire. Hari kelahiran ini pun membuatku memiliki zodiak libra dan shio macan disaat bersamaan. Kombinasi antara keras kepala dan ambisi itu mematikan. 

But in the end, dunia memerlukan kontradiksi untuk terus berputar. 

Selain kepribadianku, bahkan hobiku bisa dibilang termasuk unrelateable untuk beberapa manusia. The point is if it makes us happier than no one opinion matter to us. Asalkan hobimu bukan mencuri, mabuk-mabukan, dan konsumsi narkoba sih. 

Kalian bisa memiliki hobi sama sepertiku. Aku suka membaca buku, menulis, serta menghabiskan waktu dengan mengisi scrapbook anehku. Yah, semua itu tidak akan pernah membuatku puas tanpa musik. Ketika aku makan, tidur, belajar, bahkan mandi. I love music, man. I can't live without 'em. Ya know what I mean? Karena disanalah kamu bisa berekspreasi melalui kata-kata dan nada. Itu keren sekali. 

Aku tidak memiliki masalah serius untuk selera musik. Mulai dari Beethoven sampai Sabrina Carpenter. I mean, Beethoven is a cool lad. I fancy Symphony No. 9 so much. Selain itu aku suka memainkan musik dari band-band British terkenal. Musik mereka terkesan lebih familiar. Britpop as an example.

Ya can never talk about Britpop without these lads, mates

Oasis and Blur, the working-class from Manchester and the middle-class from London

Attitude, talent, and reputation. Mereka berdua memiliki semua itu untuk masuk kriteria band-band ikonik di tahun 90-an. Mulai dari musik rock n' roll, punk, alternative, bahkan indie bisa kamu dapatkan dari mereka. Frontman seperti Liam Gallagher serta songwriter seperti Damon Albarn atau Noel Gallagher tidak akan pernah kamu temukan dua kali.

Semua bermula ketika aku mendengarkan "Supersonic" kemudian muncul "Married With Children", "Columbia", "Live Forever", "Digsy's Diner", "Slide Away", dan "Rock N' Roll Star". Semua bisa ditemukan di salah satu album kesukaanku, "Definitely Maybe" keluaran tahun 1994 dari Oasis. Fresh and full of confidence. Yah, dua kata itu mendeskripsikan album ini secara sempurna. 

The funny thing is that... I know Oasis from their rival, Blur. Pertama kali aku tahu Blur adalah ketika mendengarkan "Song 2". I didn't felt impressed at that time. Lagu itu dipenuhi kekacauan dan "WOOHOO" entah sampai berapa kali. Namun ketika aku menemukan sebuah album unik dari Blur, semua berubah menjadi lebih baik. Yah, experimental and fun suit the album so much. Album itu adalah "Parklife" keluaran tahun 1994 oleh Blur. 

Mulai dari "Girls & Boys", "To The End", "Tracy Jacks", "Parklife", "Bank Holiday", "End Of A Century", dan lain-lain bisa kalian temukan di album ini. By the way, "To The end" is my favorite B-side. Suasana klasik dicampur sedikit kata-kata berbahasa prancis dan lirik puitis. Perfect. Kalian semua harus dengarkan lagu itu sekarang. 

If u want to know more about Oasis and Blur, check this playlist made by me :

https://open.spotify.com/playlist/5Ak1LXIw3VMyKgX1m10rnu?si=3rzIUKyMT0qb40vlU_P5hQ

The Smiths and The Stone Roses, the inspiration of Madchester and the inspiration of Britpop.

Semakin dalam kamu menelusuri Britpop, kamu tidak akan asing lagi dengan band seperti The Smiths atau The Stone Roses. Like, seriously, Manchester made some of the best bands in the world. Tidak heran Manchester suka disebut sebagai "Madchester" di masa keemasan. Karena band seperti mereka aku bercita-cita setidaknya sekali seumur hidup untuk bisa melihat kota itu secara riil. Who doesn't want to? I'd kill for this chance if possible.

Mendengarkan "Love Spreads" adalah momen dimana pertama kali The Stone Roses masuk ke dalam hidupku. Kemudian muncul lagu-lagu seperti "I Wanna Be Adored", "Made of Stone", "I Am the Resurrection", dan "Waterfall" masuk ke dalam kolom rekomendasi musik. Satu alasan utama aku suka The Stone Roses adalah seberapa keren riff gitar mereka. 

Oh, John Squire has the talent... and the face card ๐Ÿ˜ณ

Jika kamu tahu "There Is A Light That Never Goes Out" maka cobalah untuk mendengar lagu-lagu lain dari The Smiths. "Heaven Knows I'm Miserable Now" berhasil membuatku berdansa namun di satu sisi ikut memberitahu seberapa buruk hidup bisa membuatmu merasa. Relatable. Lalu ada "Bigmouth Strikes Again" tidak akan pernah mengecewakan. But in the end, it's up to ur music taste, eh.

Queen and The Beatles, The Music Geniuses.

Aku tidak mendusta ketika aku berkata mereka adalah salah satu "Music Geniuses" dari seluruh dunia. Mereka memiliki identitas tersendiri bahkan sulit sekali untuk diciptakan kembali di masa kini. Like a white pearl in the dark and dead ocean. Ya know what I mean? Band seperti mereka sulit untuk dilupakan, sulit untuk dihapus, dan sulit untuk ditemui kembali. 

Wait, I think I appreciate them too much. I mean, like I should. 

Queen itu unik dan rumit. It's not impossible for rock and opera mixed into one music. Lagu-lagu mereka seperti "We Will Rock You", "We Are The Champion", "Don't Stop Me Now", "Another One Bites The Dust", lalu lagu mereka yang paling terkenal adalah "Bohemian Rhapsody". Semua direkam dengan baik. Full of feelings and stories. Namun mereka semua bukanlah lagu Queen yang membuatku jatuh cinta. "Good Old-Fashioned Lover Boy" adalah cinta pertama dan terakhirku.

Like, I want a good boy with old-fashioned style and always so lovey-dovey like a lover. Cute. ๐Ÿ˜Œ

Setelah itu ada The Beatles. The best band in the world. "Here Comes The Sun", "Hey Jude", "Let It Be", bahkan "Blackbird" pasti pernah kamu dengarkan minimal satu kali ketika kamu masih kecil. Sama sepertiku. The Beatles adalah band masa kecilku. But of course, if u ask me about my favorite album from The Beatles is... "Please Please Me". Shocking? I know, mates.

"Love Me Do", "Do You Want To Know A Secret?", "I Saw Her Standing There", dan lain-lain. Jujur aku paling suka lagu "Baby It's You" dan "Ask Me Why" dari seluruh lagu di album pertama mereka. Another nice debut album. 

Meski selera musikku terkesan antik sekali dan seperti bapak-bapak namun aku berani jamin bahwa mereka tidak pernah membuatmu bosan. Aku akan rekomendasikan lagu-lagu mereka lebih banyak pada kalian, mates. No gatekeep. But I think this is the end for us.

Wait, not for the music.

KEEP THE VOLUME UP, MATES



 

 

 









Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perpaduan Aneh Antara Komik Doraemon, The Stone Roses, dan Kopi