Perpaduan Aneh Antara Komik Doraemon, The Stone Roses, dan Kopi
Yah, hari ini aku menemukan sebuah buku kecil menarik dari rak buku di kamar ketika bersih-bersih. Sebuah komik tua terbitan tahun 2014 berisi kartun kesukaanku. Jadi aku memutuskan untuk membaca komik ini kembali untuk menemani waktu istirahatku sambil meminum kopi. That was a proper rest I have there, mates. Tidak setiap hari aku mendapatkan istirahat seperti ini.
Kalian pasti bisa menebak salah satu karakter di komik tua ini. Semua pasti tahu siapa robot kucing berwarna biru dari abad ke-21 bernama Doraemon dan manusia berkacamata pemalas bernama Nobita. Mereka adalah karakter kesukaanku ketika aku masih berumur sekitar 5 tahun. Aku bahkan kalian pasti pernah berpikir untuk memiliki Doraemon tersendiri. Pastilah karena kita mau Doraemon membantu menyelesaikan tugas matematika kita. Ya know what I mean?
Oh, tidak lupa aku setel "Sally Cinnamon" dari The Stone Roses. Meski suasana mereka bertabrakan sekali satu sama lain sih. I mean, who read Doraemon and listen to The Stone Roses at the same time? Aku bahkan bisa berteriak ke dunia bahwa akulah manusia itu. Tapi rasanya tidak mungkin aku berteriak karena duniaku adalah kamu.
Are u Sally Cinnamon? Because u are my world😉
Salah satu seri kesukaanku dalam komik Cerita Spesial Doraemon ini bernama "Nilai Nol". Aku menemukan bahwa kisah "Nilai Nol" itu termasuk relateable untukku. Aku paham mendapatkan telur rebus di kertas ulangan sangat mengerikan. Aku paham sekali. Kita semua pun akan selalu mencoba mencari cara mudah ketika dihadapi oleh cobaan. Mau cara baik atau cara buruk.
Kisah bernama "Nilai Nol" ini dimulai ketika Doraemon menemukan Nobita tantrum di kamar karena dia harus mengikuti ulangan matematika dan ulangan bahasa besok. It would definitely make a nice horror movie. Bahkan lebih lucu ketika aku sadar bahwa Nobita sampai membawa bantal dan ceret selama dia tantrum. Entah dia dapatkan darimana.
Yah, ceret. Kalian tahukan alat untuk mendidihkan air itu?
Mulai dari sekarang kalian tahu.
Dan seperti biasa, Doraemon's help is the solution. Nobita akan melakukan cara apapun untuk mendapatkan nilai lebih baik selain membaca buku dan memahami. Sama sepertiku, Doraemon tidak habis pikir akan tindakan Nobita. What more can u do than to open those bloody books and read them to pass all the tests? Beruntung Doraemon berbaik hati mau membantu Nobita.
Pertama, Doraemon memberikan kipas dari masa depan untuk menerbangkan sekolah demi membatalkan ulangan. Tentu ditolak. Kedua, Doraemon memberikan korek api hewan untuk mengubah pak guru menjadi seekor gorila. Pasti ditolak. Well, I mean, that's too much. Semua saran ditolak sampai dimana Doraemon mengeluarkan benda terakhir dari masa depan...
ROTI MENGHAFAL🤩
Roti itu ditempelkan di buku catatan dan aku bisa melihat setiap tulisan tercantum di roti itu. It's working like photocopy machine. Ya know what I mean? Sedetik kemudian setelah Nobita memakan roti tersebut, tentulah ia berhasil mengingat seluruh jawabannya. Nobita terus memakan roti-roti berisi tulisan itu sampai ia mencapai sebuah halaman yang tersobek. Jadi terpaksa Nobita harus keluar untuk meminjam buku catatan dari teman-teman.
Kesana-kemari dia mencari sebelum bertamu ke rumah Shizuka untuk meminjam buku catatan. Oh, this lad doesn't know what's coming to him later. Nobita tidak terima dikatai "Pelupa No. 1 di Kelas" oleh Shizuka. Nobita mengambil sebuah buku telepon kemudian dia tempel roti-roti tersebut dan dia makan. Tentu Nobita bisa menjawab semua soal ketika di tes oleh Shizuka. Ya know it's quite an unintelligent move there. It's rather... reckless or careless or more.
Sudah menghabiskan waktu untuk memakan roti berisi hafalan tidak bermutu, Nobita tambah membuang seluruh waktu berharga itu dengan membaca komik sambil memakan manisan tawaran ibu Shizuka. Puas bermain-main di rumah Shizuka, Nobita dengan perut penuh disambut oleh makan malam besar setelah dia masuk ke rumah.
Sudah selesai?
Oh, belum, penderitaan lain masih ada🙌
Nobita belum selesai memakan seluruh materi di dalam roti-roti masa depan Doraemon. Malam itu dia habiskan memaksakan perut untuk menampung. A fatal choice. Keesokan hari kembali dia memakan roti-roti menghafal itu karena terlanjur sakit perut dan membuang seluruh hafalan di kamar mandi.
The end, mates.
Setelah membaca bab ini, satu hal pasti aku dapatkan. Bahwa kita tidak boleh bertindak sembrono. Kita hanya akan merugikan diri sendiri bahkan orang lain di beberapa kesempatan. Setelah itu untuk mendapatkan apapun yang kita inginkan maka raihlah dengan kerja keras. Tidak boleh malas-malas. Good things take time. Ya know what I mean? Tidak boleh seperti Nobita, mau instan tapi menyulitkan diri sendiri di akhir.


WAWAWAA
ReplyDeleteOzzoo, nak baca crita junji ito bola2 darah ituu
DeleteDoraemon dan Nobita
ReplyDelete